10+ Puisi Hari Pendidikan Nasional: Hardiknas 2 Mei 2022

10+ Puisi Hari Pendidikan Nasional: Hardiknas 2 Mei 2021Betantt.com, Puisi merupakan salah satu karya sastra dalam bentuk tulisan dengan kata-kata yang dipadankan hingga terbentuk suatu karangan atau bait yang bermakna.

Puisi hardiknas adalah puisi yang berisi tentang pendidikan, puisi ini biasanya berkaitan tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Contoh Puisi Peringatan Hardiknas ini dapat kamu gunakan pada saat pentas puisi dalam rangka peringatan hari pendidikan nasional disekolahmu.

Biasanya puisi dibacakan pada acara-acara tertentu dengan memperhatikan gerak tubuh, mimik, dan intonasi dalam menyampaikan arti dan maksud puisi tersebut. Berikut ini adalah beberapa kumpulan contoh puisi dengan tema hari pendidikan nasional.

10+ Puisi Hari Pendidikan Nasional: Hardiknas 2 Mei 2021
10+ Puisi Hari Pendidikan Nasional: Hardiknas 2 Mei 2021

Hari Pendidikan Nasional

Di hari pendidikan nasional ini kita patut bangga
Berkat pahlawan dan guru tanpa tanda jasa
Dunia tertawa layaknya pelangi hadir sehabis hujan
Warnanya menawan membuat tingkat perhatian

Segala penjuru terangi dengan sinar pengetahuan
Menjadi indah menikmati bunga pesona dunia
Semakin berkembang dengan tekhnologi canggih
Semakin modern dengan karya anak bangsa Indonesia

Pendidikan mengajarkan patriot yang sopan dan ksatria
Sehingga tumbuh pemuda dan pemudi yang semangat membangun negara
Pendidikan mengajarkan cinta alam
Sehingga terjaga kekayaan alam dan lingkungan yang sejahtera

Tanpa pendidikan mungkin negara tidak akan berdiri kokoh
Lemah terserang musuh tertindas oleh zaman tak berdaya
Miskin harta dan miskin ilmu menyiksa tentram
Terjatuh luka menghadapi kenyataan dunia

Karena pendidikan kita bisa hidup bahagia
Pengetahuaan luas seluas samudra ilmu
Kecerdasan tertanam dalam pikir kreatif
Terhiasi dengan jiwa baik dan dermawan

Terimakasih pendidikan …
Engkau telah membuka mata dari kebutaan.

Berjuang Menggapai Harapan

Pagi hari menyapa langkah perjuangan dimulai
Terlihat senyum bahagia anak-anak desa berangkat sekolah
Berjalan kaki menapaki jalan kecil becek dan licin
Semangat berjuang meraih ilmu demi masa depan

Dinginnya pagi larut dalam bahagia anak negri
Dengan seragam sekolah yang lusuh digendongnya tas kecil itu
Beralaskan sepatu hitam yang tak layak pakai lagi
Kotor dan basah hingga koyak di makan jalan berlumpur merah
Semua tak menyurutkan percaya diri yang tinggi

Hal ini dilakukan untuk membangun mimpi menggapai harapan
Yang masih menjadi misteri di hutan belantara
Melangkahkan kaki dengan riang berkawan dengan pepohonan
Untuk mengentaskan kemiskinan dengan pendidikan

Suasana yang tak menentu sudah menjadi hal yang biasa
Dengan kegigihan dan semangat menuntut ilmu
Mempersiapkan bekal untuk masa depan tua kelak
Mewariskan kekayaan pengetahuan kepada cucu keturunan

Pantang surut mundur ke belakang
Menghadapi ujian dan rintangan perjuangan
Masa depan lebih menantang badan
Dengan senjata apa lagi engkau hadapi jika tidak dengan pendidikan

Mimpi Terbenam Bersama Mentari

Saat mata terbuka melihat kehidupan manusia
Anak-anak bangsa tersenyum menyimpan lara
Tingginya tiang pendidikan tidak terlampaui
Ilmu tersembunyi disuasana kosong hingga sunyi

Ayah dan ibu, aku ingin sekolah
Aku mempunyai mimpi, cita-cita, dan harapan tinggi
Aku ingin menjadi orang yang bermanfaat dan bermartabat
Menjadi kebanggaan ayah dan ibu serta bangsaku

Wahai anakku …
Ayah dan ibumu hanya seorang petani kecil dan miskin
Untuk mengisi lambung hari ini saja kami tak tau dari mana
Uang tiada untuk menghantarkanmu ke pintu cita-cita
Hanya bisa menikmati kesusahan ini yang harus kita hadapi dan syukuri

Wahai engkau pemimpin yang berdasi
Dengarlah keluh dan kesah rakyat kecilmu
Hati sanubarinya tersayat akan kejamnya keadaan
Uang menjadi patokan harga pendidikan [sc:ads]

Tanpa dukungan rakyat apa jadi nasibmu
Kini engkau duduk santai tidak kepanasan
Tengok rakyatmu merintih susah diterik mentari siang
Keringat bercucuran demi anaknya menuntut ilmu

Akankah masih belum terbuka pintu hatimu?
Sampai kapan engkau bangga dengan kekayaan
Sampai kapan engkau bertahan dengan kekuasaan
Apakah siap jika tuhan yang akan melenyapkan dengan sesaat?

Wahai pemimpinku …
Dengarlah cerita sesak rakyatmu
Bantu wujudkan mimpi-mimpi mereka dengan kuasamu
Rangkullah hadirnya bersama hidup yang bermutu
Hingga ia cerdas dengan murahnya harga ilmu

Pendidikan Menerangi Kegelapan

Manusia terlahir ke dunia dilengkapi dengan indra
Belum tau apa-apa polos yang belum terwarna
Menyusuri jalan tajam sekeras batu karang
Berbekal ilmu untuk menerobos tembok yang kaku

Wahai dunia …
Kini aku telah dewasa dan siap menghadapi lentera senja
Bersama pendidikan membebaskan dari ke gelapan masa yang dulu bodoh
Terang-benderang keindahan kehidupan di rasa bebas
Bahagia berada di alam terhiasi lembar berilmu

Wahai dunia …
Rupamu nampak secerah cahaya bintang di langit
Berkat pemuda cerdas memahami arti pendidikan
Menyiapkan diri dengan kualitas terbaik
Untuk mengalahkan gedung yang menjulang tinggi

Karena pendidikan masa berubah menjadi modern
Serba canggih menikmati hasil cipta manusia
Terasa mudah dengan cahaya ilmu yang terus bersinar
Menyadarkan diri akan pentingnya pendidikan
Dengan pendidikan diri menjadi terarahkan
Berkembang dan inovatif dalam berpikir panjang
Menata langkah juang masa depan cemerlang
Sampai sayap terbang meruntuhkan gedung menjulang

Terimakasih pahlawan …
Terucap selamat hari pendidikan
Kisahmu terangkai indah di sejarah

Pahlawan Kehidupan

Ku lihat kau berbuat
Ku dengar kau berbicara
Ku rasakan kau merasakan
Lelah dirimu tak kau risaukan

Semangatmu menjadi penghidupan
Untuk kami menjalani kehidupan
Jangan pernah kau bosan
Jadi haluan panutan

Meski pertiwi dalam kesengsaraan
Kaulah pelita cahaya kehidupan
Terima kasih untukmu
Sang pahlawan kehidupan

Jangan Malas Membaca

Sesobek kertas sudah diberikan
seuntai tulisan pula berada di dalamnya
duhai anak yang malang
mengapa engkau diam saja?

Mengapa kertas itu cuma kau simpan?
sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
ilmu maha luas sudah tertuliskan
tapi sayang kau enggan membaca

Malang beribu malang kau enggan membaca
duhai anak yang malang
bangkitlah kini
pengetahuan luas sudah menantimu
lawanlah jiwa kotormu itu
tuk mencapai impianmu

Yang Terhormat Para Wali Murid

Saat suara bel masuk kelas
memenuhi seluruh lingkungan sekolah

Saat itu juga
kami telah menggantikan posisimu
sebagai orang tua bagi anak-anakmu

Bukan hanya saat itu
Sejak putra-putrimu tercatat sebagai siswa
di sekolah,
saat itulah, kami telah menjadi orang tua bagi
putra-putrimu

Putra-putrimu
adalah putra-putriku juga

Sebagaimana dirimu yang menginginkan
yang terbaik bagi mereka

kamipun berpikiran sama
mereka harus pintar
mereka harus rajin
mereka harus berkarakter
mereka harus juara

Itulah keinginan kami

Dalam perjalanannya, kami harus menghadapi
banyak kenakalan-kenakalan yang menguji mental dan kesabaran kami
yang mungkin tidak pernah dilakukan putra-putrimu selama di rumah

Terkadang ada beberapa orang dari kami
yang tersulut emosinya atas ulah putra-putrimu

Kalian, para wali murid tak mau tahu
Kalian gunakan pendekatan hukum untuk menghakimi kami
Itu tidak adil bagi kami

Mohon pahamilah diri kami

Sebagai guru, kami memang sudah dibayar
dengan harga yang mahal
kecuali bagi yang masih berstatus wiyata bakti

Namun
pekerjaan kami juga bukan pekerjaan ringan
kami harus menjadi orang tua bagi puluhan, hingga ratusan anak

Mata kami harus terus mengawasi
segala kegiatan putra-putrimu
telinga kami harus waspada
setiap saat

Jadi, wahai orang tua murid
kami ini juga orang tua bagi anak-anakmu
jadilah bijaksana dengan tidak tergesa-gesa
menghakimi kesalahan kami

Semoga 10+ Puisi Hari Pendidikan Nasional: Hardiknas 2 Mei 2021 bisa bermanfaat untuk Anda. Salam Pendidikan

Leave a Comment