23 April, Hari Buku Sedunia – Tema, Fakta dan Sejarahnya

23 April Hari Buku Sedunia – Tema, Fakta dan Sejarahnya – Setiap tahunnya, 23 April selalu diperingati masyarakat dunia sebagai Hari Buku Sedunia dan Hari Hak Cipta Sedunia. Demikian pula hari ini, Kamis (23/4/2020), menjadi momentum peringatan Hari Buku Sedunia. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan, Hari Buku Sedunia adalah kesempatan untuk merayakan pentingnya membaca, menjadikan anak-anak sebagai pembaca, dan mempromosikan cinta sastra serta integrasi seumur hidup ke dalam dunia kerja.

23 April, Hari Buku Sedunia - Tema, Fakta dan Sejarahnya
23 April, Hari Buku Sedunia – Tema, Fakta dan Sejarahnya

Sejarah Hari Buku Sedunia

Melansir Hindustan Times, gagasan peringatan Hari Buku Sedunia pertama kali dilontarkan penulis Valencia Vicente Clavel Andres sebagai sarana untuk menghormati penulis terkenal, Miguel de Cervantes, yang terkenal dengan karyanya Don Quixote.

Penulis tersebut meninggal dunia pada 23 April sehingga UNESCO kemudian menetapkan Hari Buku Sedunia pada tanggal ini.

Selain itu, penulis terkenal lainnya, William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega juga meninggal dunia pada tanggal yang sama.

Shakespeare meninggal dunia pada 23 April 1616, tanggal yang sama dengan catatan kematian Cervantes.

Akan tetapi, sebenarnya mereka tidak meninggal pada hari yang sama. Shakespeare meninggal 10 hari setelah Cervantes meninggal dunia.

Ia tercatat meninggal pada tanggal yang sama karena tanggal kematiannya saat itu mengikuti kalender Gregorian yang digunakan Spanyol.

Sementara, tanggal kematian Cervantes mengikuti kalender Julian yang digunakan Inggris.

Tanggal 23 April kemudian ditetapkan sebagai Hari Buku Sedunia dan Hak Cipta Dunia pada Konferensi Umum UNESCO yang diadakan di Paris pada 1995.

Hari Buku Sedunia dan Hari Hak Cipta dirayakan di seluruh dunia untuk mengenali ruang lingkup buku sebagai penghubung masa lalu dan masa depan, serta menjadi jembatan budaya dan generasi.

Pada Hari Buku Sedunia, biasanya UNESCO akan memilih World Book Capital selama satu tahun untuk mempertahankan perayaan buku dan membaca.

Pada 2019, Sharjah, UEA, ditetapkan sebagai Ibu Kota Buku Dunia. Sementara, Kuala Lumpur, Malaysia, menjadi Ibu Kota Dunia pada tahun 2020 ini.

Fakta Hari Buku Sedunia

23 April, Hari Buku Sedunia - Tema, Fakta dan Sejarahnya
23 April, Hari Buku Sedunia – Tema, Fakta dan Sejarahnya

1. Hari untuk mengapresiasi serta mempromosikan buku, budaya membaca, hak cipta, dan penerbitan.

UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia atau juga dikenal dengan nama Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia untuk mempromosikan literasi, penerbitan, dan hak cipta.

2. Berawal dari sebuah toko buku di Catalunya

Pencetusan 23 April sebagai Hari Buku Sedunia berawal dari sebuah toko buku di Katalonia, Spanyol. Vicente Clavel Andres, seorang penulis, memilih tanggal tersebut karena bertepatan dengan tanggal kematian penulis Miguel de Cervantes.

3. Bertepatan dengan tanggal kematian atau kelahiran para penulis besar

Pada tahun 1995, UNESCO memutuskan Hari Buku Sedunia dan Hari Hak Cipta Sedunia dirayakan pada tanggal 23 April, sebab tanggal tersebut juga merupakan hari kematian William Shakespeare dan penulis terkenal lainnya.

Penulis lainnya yang juga lahir maupun meninggal pada tanggal 23 April yaitu Maurixe Druon, seorang novelis Prancis, lahir 23 April 1918, Manuel Mejia Vallejo, ia seorang penulis Kolombia yang lahir 23 April 1923 dan Halldor Laxness, seorang penulis Islandia yang lahir 23 April 1902.

4. Tema Hari Buku Sedunia 2021 adalah bahasa dan budaya lokal

Dilansir dari Hindustan Times, Direktur Jenderal UNESCO yaitu Audrey Azoulay merangkum tema Hari Buku Sedunia di tahun 2021 ini melalui kata-kata berikut.

“Buku adalah bentuk ekspresi budaya yang hidup dan sebagai bagian dari bahasa yang dipilih. Setiap publikasi yang dibuat dalam bahasa yang berbeda dan ditujukan untuk para pembacanya. Dengan demikian sebuah buku ditulis, diproduksi, dipertukarkan, digunakan dan dihargai dalam latar bahasa dan budaya tertentu. Tahun ini kami menyoroti dimensi yang penting karena 2019 menjadi Tahun Internasional Bahasa Pribumi yang dipimpin oleh UNESCO. Untuk menegaskan kembali komitmen masyarakat internasional dalam mendukung masyarakat adat untuk melestarikan budaya, pengetahuan dan hak-hak mereka.”

Melalui Hari Buku Sedunia 2019 ini, UNESCO bertujuan untuk memperjuangkan buku-buku dan merayakan kreativitas, keragaman dan akses yang sama terhadap pengetahuan. Hari ini telah menjadi platform bagi orang-orang di seluruh dunia dan terutama bagi kepentingan industri buku termasuk penulis, penerbit, guru, pustakawan, lembaga publik dan swasta, LSM kemanusiaan dan media massa untuk bersama-sama mempromosikan literasi dan membantu semua orang untuk memiliki akses ke sumber daya pendidikan.

5. Hari Buku di Indonesia

Di Indonesia, peringatan baru Hari Buku dimulai tahun 2006 yang diprakarsai oleh Forum Indonesia Membaca. Peringatan ini dibuat dengan harapan dapat meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.

Dikutip Vemale, berdasarkan data Unesco dari 1.000 penduduk Indonesia yang minat membaca hanya satu orang atau perbandingannya 1000:1. Kemudian dari sisi jumlah buku, 1 buku dibaca 15 ribu orang padahal yang seharusnya menurut Unesco, 1 buku hanya dibaca untuk 2 orang.

Selain itu, tingkat akses masyarakat Indonesia terhadap buku juga masih sangat kecil, yakni berkisar 41 persen. Rata-rata hanya 2 persen dari masyarakat Indonesia yang datang ke perpustakaan.

Nah, untuk merayakan Hari Buku Sedunia tahun ini, mari kita membaca dan membeli karya-karya penulis lokal. Mari kita sebarkan budaya membaca sambil mempromosikan karya anak negeri. Selamat hari buku sedunia!

Baca Juga:

Sekian informasi seputar 23 April Hari Buku Sedunia – Tema, Fakta dan Sejarahnya. Semoga bermanfaat. Salam.

Leave a Comment