Metode Pelaksanaan Pekerjaan Laston Lapis Aus AC-WC

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Laston Lapis Aus (Asphalt Concrete – Wearing Course atau AC-WC) – Laston Lapis Aus AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course), merupakan lapisan perkerasan perkerasan beraspal yang berada pada lapisan paling atas atau berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, namun AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan jalan beraspal, sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan jalan.

Laston Lapis Aus (AC-WC) mempunyai tekstur yang paling halus dan kadar aspalnya paling banyak dibandingkan dengan jenis laston lainnya.

Sebagau lapis aus, pada umumnya Laston Lapis Aus (AC-WC) dihampar dengan ketebalan 5 cm padat pada permukaan jalan yang sebelumnya telah dilapisi dengan konstruksi Lapis Pondasi Agregat Klas A (LPA) tebal 30 cm, Laston Lapis Pondasi (AC-Base) tebal 8 cm serta Laston Lapis Antara (AC-BC) tebal 6 cm.

Tahapan untuk penghamparan Laston lapis Aus (AC- WC), setelah pada permukaan yang akan dilapisi diberikan Lapis Perekat (tack coat) Aspal Emulsi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Laston Lapis Aus (Asphalt Concrete - Wearing Course atau AC-WC)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Laston Lapis Aus (Asphalt Concrete – Wearing Course atau AC-WC)

Persiapan

  • Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca cerah.
  • Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak Kesiapan Lapangan

Pengangkutan

  • Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.
  • Menerima tiket pengiriman.

Cek Kesesuaian

  • Cocokkan data no kendaraan, catat waktu penerimaan (amati selisih waktu)
  • Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130°C-150°C Aspal Pen, dan 135°C-155°C bitumen asbuton murni atau modifikasi.
  • Amati visual tampilan campuran, apakah rata?
  • Jika tidak memenuhi ketentuan suhu diatas, campuran ditolak dab buang (4).

Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai

  • Catat HPTS
  • Lakukan pencatatan setiap ada kejadian yang serupa.

Cek Berulang

  • Amati apakah kejadian berulang, baik saat itu maupun pada pelak sanaan pekerjaan dihari yang lain.
  • Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaikan.

Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF) 

  • Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak dalam posisi mendorong DTruck.
  • Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi Dump Truck dan Asfhalt Finisher bergerak searah dengan kecepatan sama

Penghamparan

  • Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
  • Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
  • Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
  • Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
  • Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
  • Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x pada jarak 100 meter).
  • Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
  • Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan penyebabnya hamparan dilanjutkan.
  • Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran merata.
  • Tidak diperbolehkan ada penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah dihampar rapi.
  • Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi 4 mm utk Laston Lapis Aus (AC-WC)

Pemadatan awal (Breakdown Rolling)

  • Suhu pemadatan awal antara 125°C-145°C (Aspal Pen), dan 130°C-150°C (Asbuton Murni atau Modifikasi)
  • Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
  • Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
  • Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
  • Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipadatkan.
  • Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.

Prosedur Pemadatan;

Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.
  • Pemadatan sambungan melintang.
  • Pemadatan sambungan memanjang.
  • Pemadatan tepi luar.
  • Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih tinggi.
  • Pemadatan kedua sesuai prosedur (4).
  • Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.
  • Pemadatan sambungan melintang.
  • Pemadatan tepi luar.
  • Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih tinggi.
  • Pemadatan kedua sesuai prosedur (3).
  • Pemadatan akhir Break Down Rolling.

 

Pemadatan antara (Intermediate Rolling)

  • Suhu pemadatan antara 90°C-125°C untuk Aspal Pen dan 95°C-130°C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
  • Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
  • Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
  • Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
  • Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
  • Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.

 

Pemadatan akhir

  • Suhu pemadatan akhir 90°C-125°C untuk Aspal Pen dan 95° C-130° C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi, Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi
  • Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
  • Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.

 

Peralatan yang digunakan;

  • Aspalt Mixing Plant + Laboratorium
  • Generator set
  • Whell Loader
  • Dump Truck
  • Aspal Sprayer
  • Compressor
  • Tandem Roller
  • Asphalt Finisher
  • Pneumatic Tire Roller
  • Alat pendukung lainnya

 

Personil

  • Pelaksana
  • Operator
  • Petugas K3
  • Tenaga Kerja

 

Sasaran Mutu:

  • Permukaan yang rata sesuai spesifikasi
  • elevasi sesuai dengan yang direncanakan
  • Ketebalan sesuai spesifikasi dan gambar serta toleransi yang diijinkan.

 

Bahan Anti Pengelupasan

Bahan Anti Pengelupasan atau anti striping agent merupakan campuran yang digunakan untuk Meningkatkan pelapisan dan daya lekat aspal. Bahan Anti Pengelupasan atau Anti striping juga dapat meningkatkan kelekatan dengan mengurangi tegangan permukaan aspal dan agregat, serta meningkatkan Kekuatan rekat melalui pembetukan ikatan kimia, tahan terhadap stripping dan mudah dipadatkan (easier to compact).
Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bahan Anti Pengelupasan atau anti striping agent

Persiapan

  • Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
  • Menyerahkan contoh bahan.
  • Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
  • Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
  • Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
  • Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
  • Pastikan ada kesiapan pemantauan dalam campuran addiftif

Tahapan Pelaksanaan

  • Aditif kelekatan dan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump) pada saat proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% – 0,4 % terhadap berat aspal.
  • Anti striping harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh tidak digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif.
  • Jenis aditif yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan. Penyediaan aditif dibayar terpisah dari pekerjaan aspal.
  • Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check bersama.
  • Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan form dan ditanda tangani bersama.
  • Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan Kilogram.

Peralatan

  • Alat takar yang telah disetujui
  • Alat ukur
  • Alat Pelindung diri (APD), Baju, rompi, sarung tangan, helm sepatu safety, dll
  • alat bantu lainnya

Bahan / material

  • bahan additif agent
  • material yang akan di campur

Baca Juga:

Leave a Comment